Trilogi Pesta Reuni: (1) Kami Memberi Reuni, Bukan Janji...!

Dari backdrop-nya kita tahu acaranya akan seperti apa... Desain Naufal (putranya Unik) kereen...!
Sukoharjo (selalu ada getar saat menyebut kota ini), 26 Desember 2016.

Harusnya reportase ini saya tulis 27 Desember 2016, apa boleh buat, baru hari ini saya bisa menuliskannya. Maklum, Desember adalah saat-saat supersibuk bagi orang yang bekerja di bawah naungan deadline. Tumpukan kertas di meja udah nggak bisa dibedakan lagi  dengan tumpukan cucian di rumah. Menggunung!.  *malah curhat!

Oke, kita kembali ke pokok pembicaraan.

Hari itu, Senin 26 Desember 2017, adalah hari yang tak pernah saya lupakan dalam hidup. Hal yang sama mungkin dirasakan oleh Tri Murahati, Unik, Harni, Imam, Eko, Tinuk, Agus, Asih, Bambang Supri, Alkid, Endang, Iwan, Atik, Bandari, Sumyah, Tatik, Hatmo, Joko Mul, Suhendarti, dan tentu saja Surip. Kalau Eny dan Udin jangan ditanya, merekalah yang menginisiasi acara reuni pada hari itu. Konon Eny sampai nangis gero-gero saking terharunya.Lebay!  

Luar biasa. Hari itu saya kehabisan kata-kata. Bayangkan, hari itu kita bertemu setelah 28 tahun berpisah. Dua puluh tahun Men! (sambil mengacungkan jari metal).



Ini sebagian wajah-wajah ceria itu... Setelah 28 tahun, masih tetep ehemm... cantik!

Saya bingung harus memulai dari mana. Begitu banyak yang ingin diceritakan. (Jeda iklan). Kesempatan mikir dulu.


Ini iklannya....hahaha

Oke, mulai bagian 1!

Kejutan
Hari itu memang sarat kejutan. Efek kejutnya masih terasa hingga kini. Berdasarkan konfirmasi via grup WA, hanya beberapa yang positif bisa, lainnya masih di ambang keraguan, dan sisanya lagi  yakin nggak bisa, termasuk saya sih. Niat saya memang mau bikin kejutan. Keberadaan saya di Kebumen cukup menjadi alasan yang menguatkan. Hehe. Sempurna! Semua akan terkejut pada saatnya, begitu pikiran jahil saya bicara.

Alih-alih membuat kejutan, justru saya yang kaget gedubrakan. Begitu sampai TKP, ternyata ada Agus di sana. It's so surprised you know! Agus yang saat itu ada acara keluarga di Malang saja ngelengke hadir. Kalau dibandingkan saya yang cuma dari Kebumen, aduh, diri ini merasa hanya sebutir debu yang dibesar-besarkan. Agus, kamu pancen oye! *peluk Agus erat-erat

Belum hilang kejutan dari Agus, datang lagi kejutan bernama Bambang Supri. Orang ini memang gelo...gelo...gelo...! (bahasa sunda, nggak tahu artinya apa). Meski di grup tidak left, tapi dia nggak pernah nongol. Kita mikirnya dia lagi patah hati lho....wkwkwk. Eh, ternyata dia jauh-jauh dari Bandung mau datang. Keren, Mbang.



Bambang Supri saat perform mengisahkan masa lalunya ....
Hari mulai merangkak siang. Suasana mulai hiruk pikuk. Di panggung, Lagu "Nostalgia SMA"-nya Paramitha Rusady mengalun di sana...


Nostalgia SMA kita....indah lucu banyak ceritaaa.......
 Sholat duhur tiba.

Di tengah khusyuk-khusyuknya sholat, dari dalam tiba-tiba terdengar suara gegap gempita. Mirip gempa. Saya tetap khusyuk dalam sholat. Khusyuk kok tahu ada suara dari mana? Hahaha. Gerangan apa yang terjadi? Sebuah pemandangan yang sulit dipercaya. Saya mencubit pipi saya sendiri, meyakinkan bahwa ini bukan mimpi! Ada IMAM PRAYITNO. Gile lo Mam! Lengkap sudah, kejutan demi kejutan datang bertubi-tubi. Hug...hug...!
Duet Agus dan Imam, bikin acara jadi superheboh...

Mengharukan sekali (andai kalian tahu, saya menulis ini dengan mata berkaca-kaca). Tisu mana tisu...?

Demikianlah, Agus, Bambang Supri, dan Imam datang memberi reuni, bukan janji!

Sampai di sini dulu, bersambung nanti di sekuel kedua. Ikan hiu makan toma, tengkyu somat.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

The Legends of Sukoharjo

Ramadhan Tempo Doeloe