Kenangan, Kadang Mirip Tahu Kupat

Sepenggal kenangan, sepiring kupat tahu (Courtessy: https://uniek88.wordpress.com/)
Tuhan menciptakan waktu, lalu kita mengisinya dengan kenangan.
November, kita bicara tentang kenangan lagi ya. Ehem.

November tampaknya identik dengan hujan. Begitu identiknya, sampai-sampai Guns N' Roses dengan meyakinkan merilis  November Rain..... When I look into your eyes...#sambil pegang sapu bergaya ala Slash.....yeaaach!!! 

Ya, meskipun rada-rada telat dan dengan intensitas beragam di berbagai tempat, hujan turun juga di bulan November. Jejak-jejak di jalanan dan debu-debu di dedaunan hilang oleh hujan. Namun, ada satu yang tak hilang oleh hujan: kenangan! Eaa!

Masa SMA, konon katanya masa yang tak terlupakan. Saya mengamini. Begitu banyak peristiwa yang susah dilupakan waktu SMA. Sebagai contoh saya sendiri. Waktu SMA, saya terkenal "dingin" ciee! Iya, bener. Air aja saya masukin tangan langsung jadi es hahaha. Meskipun dingin, sedingin hujan bulan November, prestasi saya cukup "membanggakan", yaitu dua kali diusir guru dengan sukses hahaha. 
Pengusiran pertama dilakukan oleh Pak Pono, guru PMP. Gara-garanya waktu itu, saat beliau ngajar, saya malah ngobrol sendiri. Anehnya, waktu rapotan, nilai PMP saya 8. Belakangan saya mengerti, beliau ngusir saya hanya karena ingin memberi nilai 8 ke saya. Makasih Pak... #cium tangan.
Pengusiran kedua terjadi saat pelajaran menggambar oleh Pak Dibyo. Saat itu kelas hening, semua konsentrasi dengan trekpen dan tintanya. Iya, harus konsentrasi karena kesalahan hanya ditoleransi tiga kali, nggak boleh lebih. Nah, di saat itulah saya tiba-tiba mengeluarkan jurus naga menyemburkan api alias menguap. Hoooaaah! Dengan volume maksimal ditambah keadaan yang hening, jurus yang saya keluarkan meraup sukses besar. Saya dimarahi habis-habisan dan diusir dari kelas. Saya pun meninggalkan kelas, tanpa penyesalan. Gilak!
Ya, itulah kenangan. Ada berbagai rasa membaur di sana. Ada rasa manis, gurih, asem, pun tak ketinggalan rasa pedas. Kalau dipikir-pikir, kenangan itu seperti tahu kupat ya. Iya, kupat tahu. Campur aduk banget kan rasanya, ada manisnya, ada asinnya, ada asemnya, ada pedesnya, dan... ehem ada kamu di sana. Iya, kamuu.... hahaha. 
Begitulah, ibarat kupat tahu, bahan-bahan pembentuk kenangan cukup bervariasi. Bahan utama tahu kupat, seperti namanya, ya tahu sama kupat. Kalau bahan utamanya tahu sama semen namanya tahu cemen. Garing ya! Bahan kenangan kita berupa kelakuan kita, kelakuan teman kita, kelakuan guru kita, kelakuan meja kursi, eh. Tahu mungkin mewakili kelakuan kita yang lembut dan sok imut (maksa banget yak). Kupat mungkin mewakili guru kita yang sok ribet (seperti bikin kupat, ribet banget, lha beras tinggal masak aja pakai dimasukin anyaman janur hahaha). Lalu bahan-bahan lain seperti kubis, bawang, kacang, kecap, cabai, tauge, krupuk, timun, tomat, sledri, bakwan, tempe, telur (eh, kok pakai telur? iya, ini spesial buat kamu... iyaa kamu hahaha).

Dari bahan-bahan inilah, kenangan, eh tahu kupat diproduksi (Courtessy: https://uniek88.wordpress.com/)

Tahu kupat selalu menghadirkan cita rasa yang menggoda, demikian juga dengan kenangan. Banyak godaan di sana, terutama godaan untuk kembali ke sana, bersama kamu pastinya. Eaa. Bener lho. Membayangkan kembali ke masa lalu, rasanya seperti membayangkan, tahu yang masih hangat dengan kuah kecap kental plus irisan bakwan masuk ke mulut….wuuah! Jadi laper nih!
Sayangnya, itu tak mungkin kawan. Kita tidak mungkin kembali ke masa lalu sekalipun Einstein pernah membuat postulat, bahwa kalau manusia mampu menciptakan pesawat yang kecepatannya setara dengan kecepatan cahaya, kita bisa menjelajahi waktu. Itu hanya postulat. Itu hanya terjadi di film-film fantasi. Kita nggak bisa kembali ke masa lalu. 

Untungnya, Tuhan menganugerahi kita dengan ingatan. 
Dengan ingatan itulah kita dapat "kembali ke masa lalu". Mengingat-ingat apa yang pernah kita lakukan: kadang lucu bikin senyam-senyum sendiri, kadang menjengkelkan bikin kita gedruk-gedruk saat mengingatnya, dan kadang nyesek. Fiuuh (hela nafas). 

Sekali lagi, seperti tahu kupat, kenangan penuh dengan warna, coklat, putih, merah, hijau, dan biru.. eh, maksudnya piringnya warna biru). Warna kenangan itu masih tersisa hingga kini, membaur dengan semua kisah yang kita lewati membentuk sepiring rasa, rasa rindu yang menyegarkan.
#Buat Unik, maaf ya gambarnya saya comot tanpa izin hehe. Oya, yang mau lihat resep-resep istimewa made in chef Unik silakan mampir di Dapur Unik








Comments

  1. Mint..kereenn..iyaaa tak maafin..boleh kok dipake gambarnya..buat kamu...iyaaa..kamu...:).pas bgt ya..disamain kenangan sm kupat tahu...setuju..

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. Eh..tengkyu yaa..promosi 'dapur'ku...:)

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ramadhan Tempo Doeloe

The Legends of Sukoharjo

Trilogi Pesta Reuni: (1) Kami Memberi Reuni, Bukan Janji...!